Dunia Tidak Butuh Messiah dan Ratu Adil, Tapi Butuh Program 1 Anak

Sebenarnya dunia tidak butuh juru selamat seperti messiah dan ratu adil, tapi yang diperlukan adalah program 1 anak atau menunda punya anak karena dunia sudah kelebihan populasi manusia. Tingginya tingkat pengangguran dan akan diperparah dengan berbagai krisis - menjadi bukti bahwa dunia harus menjalankan program 1 anak bukan program KB 2 anak . Sebenarnya dunia telah terlambat menyadari bahaya dari over populasi manusia di bumi. Pengerukan sumber daya alam secara masif dan konversi hutan menjadi lahan pertanian dan pemukiman akan menimbulkan bahaya tersendiri selain polusi udara, air, dan tanah.

Untuk apa memiliki banyak anak yang justru jadi beban ekonomi dan menambah jumlah penggangguran - bisa jadi kriminal atau teroris ujungnya. Wanita - wanita cantik dan kaya di Thailand dan Jepang enggan repot dan sakit melahirkan berulang kali tapi mengapa wanita - wanita jelek di negara - negara miskin justru gemar memiliki banyak anak - entah itu karena budaya atau ajaran agamanya yang ekspansif ingin memiliki banyak pengikut. Yang pasti pertumbuhan penduduk yang tidak terkendali menyebabkan tingginya tingkat pengangguran, kemiskinan, kriminalitas, krisis pangan, gejolak politik, dan berbagai masalah lainnya. Untuk apa menanti datangnya mesiah sang juru selamat yang entah fiksi atau tidak, propaganda ramalan akhir zaman dari agama tertentu - justru hanya menebar ketakutan tapi tidak membawa solusi. Manusia tidak bisa makan rumput seperti kambing, sehingga perlu program 1 anak per wanita agar tidak terjadi ledakan penduduk dan krisis pangan. Jika merasa hebat dan ingin memiliki banyak anak, silahkan kawin dengan banyak wanita.

Prioritaskan Untuk Membantu Wanita - Wanita Cantik Terlebih Dahulu

Dalam segala hal perlu prioritas, terlebih jika sumber daya yang dimiliki terbatas. Disaat krisis dan kondisi genting, prioritaskan untuk menyelamatkan hal - hal paling berharga. Jika terjadi bencana atau perang, akan lebih baik jika memprioritaskan membantu wanita - wanita cantik terlebih dahulu sebelum membantu orang - orang yang sudah tua maupun anak mereka. Adalah wajar jika bersikap demikian, karena segalanya perlu prioritas. Selamatkan yang paling bernilai terlebih dahulu baru pikirkan yang lain - itu adalah pemikiran yang bijak dan cerdas.

Memiliki kepedulian terhadap sesama adalah sebuah keharusan, bertindak dengan skala prioritas adalah kebijaksanaan. Beri kepedulian dan bantulah wanita - wanita cantik terlebih dahulu sebelum merasa peduli terhadap sesama maupun umat yang seagama yang berada jauh disana - yang seharusnya menjadi tanggung jawab mereka sendiri untuk mengatasinya. Mereka yang sok peduli dengan korban perang di timur tengah tapi tidak peduli dengan rakyat miskin di jakarta yang hidup menyedihkan atau anak - anak terlantar yang berada di daerahnya - sebenarnya hanyalah kaum fanatik. Bahkan banyak dari mereka yang lebih peduli kondisi timur tengah dibanding nasib anak cucu mereka sendiri yang kurang gizi, stunting, dan berpendidikan rendah. Apa sebutan yang pantas untuk mereka yang beranak banyak disaat tingkat pengangguran tinggi bahkan jutaan rakyat harus mencari pekerjaan hingga ke luar negeri. Wanita - wanita cantik dan kaya di Thailand saja tak mau merasakan sakit berulang kali untuk beranak, mengapa ada banyak wanita kurang cantik dan tidak kaya di Indonesia yang memilih repot dan sakit beranak banyak - biang pengangguran tinggi dan krisis pangan. Kalau mereka saja tidak peduli nasib anak dan diri mereka sendiri, mengapa orang lain perlu peduli mereka ?

Peluang dan Tantangan yang Dihadapi Indonesia, Vietnam, dan Filipina ( Bagian 1 )

 

Sama - sama memiliki jumlah penduduk yang banyak - Indonesia, Vietnam, dan Filipina harus menciptakan jutaan lapangan pekerjaan setiap tahun untuk rakyatnya. Di era mekanisasi / otomasi di sektor manufaktur dan pertanian - penciptaan lapangan kerja hanya bisa mengandalkan sektor jasa dan perdagangan. Masalah baru muncul di era pandemi dan setelahnya yaitu penurunan daya beli kelas menengah bawah yang menjadi konsumen produk dari bisnis UKM rakyat. Kelas atas yang didominasi pengusaha dan pejabat negara mungkin belum merasakan dampaknya namun cepat atau lambat mereka juga akan merasakannya. Dan ketika itu terjadi, mungkin sudah terlambat untuk mengatasi keadaan yang seharusnya diatasi 30 - 40 tahun lalu yaitu mengerem laju pertumbuhan penduduk dengan program sistem 1 anak bukan program KB 2 anak cukup. Tidak ada satupun negara didunia ini betapapun hebatnya tingkat kewirausahaannya seperti Cina dan Amerika yang bisa melawan arus De-industrialisasi yang akan menghancurkan segala sektor ekonomi. Pada akhirnya ramalan berbagai agama tentang kehancuran peradaban ekonomi modern yang dibangun diatas model kapitalisme dan kerakusan - mengorbankan alam dan pencemaran lingkungan - akan segera terwujud. Hukum karma dan kekuatan semesta akan menjamin hal itu akan terjadi - perang, krisis, wabah dan bencana bisa terjadi kapan saja - yang bisa saja mengakibatkan korban jutaan bahkan milyaran manusia dan jumlah penduduk dunia bisa menurun drastis.

Punah adalah hak setiap spesies, dan kehancuran bumi / semesta hanyalah persoalan waktu. Pilihannya hanyalah menikmati hidup dengan bahagia dengan satu anak atau hidup menderita karena banyak anak - pertumbuhan penduduk tidak terkontrol yang mengakibatkan masalah kompleks seperti Bangladesh dan Yaman. Wanita - wanita cantik dan pintar di Eropa dan Thailand memahami bahwa manusia tidak seharusnya hidup seperti kambing yang fokusnya makan dan beranak banyak. Manusia tidak bisa makan rumput seperti kambing, manajemen hidup diperlukan untuk bisa bertahan menghadapi perubahan zaman.

Jika Terjadi Krisis Berkepanjangan, Papua Akan Semakin Benci Jawa

Diakui atau tidak, Papua memiliki tambang yang melimpah namun penduduknya kurang sejahtera. Wajar jika mereka melawan dan menyesal bergabung dengan NKRI. Setelah tambang di Papua di keruk selama puluhan tahun dan hasilnya lebih banyak dinikmati oleh orang Jawa dalam berbagai bentuk subsidi dan bansos - lalu apa yang tersisa untuk generasi Papua di masa mendatang. Jika terjadi gejolak politik dan krisis ekonomi , tentu mereka juga turut menderita akibat inflasi harga pangan yang meroket dan turut menanggung utang negara yang menggunung yang pada akhirnya akan membebani ekonomi hingga puluhan tahun kedepan.


Perbedaan budaya dan agama antara orang Papua dengan Jawa akan semakin memperburuk keadaan, apalagi Indonesia semakin terlihat intoleran terhadap agama minoritas. Orang Papua tentu menginginkan yang terbaik untuk generasinya di masa mendatang bukan janji - janji politik lima tahunan yang capresnya selalu / mayoritas berasal dari jawa. Kalau Jawa saja tidak maju, amburadul, tingkat pengangguran tinggi, kualitas SDM rendah - bahkan lebih buruk dari negara - negara kristen di Afrika - apa yang bisa diharapkan papua dari Jawa ? Propaganda ramalan Ratu adil / Satrio Piningit seolah justru menegaskan mental buruk yang mengandalkan keberuntungan nasib. Karakter sebuah suku / bangsa itu dibangun selama ratusan / ribuan tahun yang hampir tidak mungkin bisa berubah dalam waktu singkat. Jikapun bisa, seberapa besar penderitaan yang diperlukan untuk mengubahnya - dari korup / gila jabatan menjadi baik dan bijak seperti biksu dan pastor. Jika pada akhirnya Papua melawan Jawa, apakah etnies lain seperti Sumatra akan diam saja ? Bagaimana nasib NKRI kedepannya - mampukah melewati 2030 ?

Jebakan Banyak Anak dan Prospek Ekonomi Indonesia ( Bagian 1 )

 

Tingginya tingkat pengangguran di Indonesia seharusnya menjadi kekhawatiran bersama baik rakyat maupun pemerintah kerena bisa meledak menjadi masalah yang jauh lebih kompleks di masa depan. Jika rakyat tak punya kesadaran dan pemerintah tak punya keberanian untuk mewajibkan program sistem satu anak atau menunda memiliki anak sampai masalah ekonomi teratasi - hampir bisa dipastikan bahwa Indonesia akan menghadapi masalah yang tak berujung. Indonesia dan Jawa khususnya bisa bernasib seperti Bangladesh dan Yaman - jika sistem satu anak tidak segera diterapkan.

Mengapa perlu sistem satu anak bukan program KB 2 anak cukup - karena tingkat pengangguran di Indonesia sudah sangat tinggi dan pulau Jawa sudah kelebihan penduduk. Dan manusia tidak bisa makan rumput seperti kambing atau hidup seperti kucing yang mencari makan dari tempat sampah. Wanita Thailand yang cantik dan kaya saja hanya memiliki satu anak - tidak mau sakit dan repot melahirkan anak berulang kali - mengapa wanita yang kurang cantik dan tidak kaya suka sekali repot dan sakit melahirkan berulang kali hanya untuk mencetak calon orang - orang miskin baru yang pada akhirnya menjadi beban ekonomi keluarga maupun bangsa.